Mantan bos Repsol Honda, Livio Suppo, merasa absennya Marc Marquez membuat balapan MotoGP 2020 menorehkan hasil yang aneh setidaknya hingga lima seri awal.
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez menjalani musim yang sulit menyusul cedera patah tulang lengan kanan yang dialaminya pada seri perdana MotoGP 2020.
Pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol tersebut, Marc Marquez mengalami highside crash dan akibat kecelakaan itu dia harus naik ke meja operasi.
Situasi Marc Marquez untuk mempertahankan mahkota juara dan melanjutkan dominasinya di kelas utama kian terasa berat usai dia harus menepi dari lintasan balap 2-3 bulan kedepan.
Di sisi lain, absennya rider berjuluk The Baby Alien itu membuat roda kompetisi MotoGP 2020 berjalan sengit, semua pembalap dan tim mempunyai peluang yang setara untuk menang.
Dari lima seri awal, MotoGP 2020 melahirkan empat pemenang berbeda dengan Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) menjadi rider dengan kemenangan terbanyak yakni 2 kali.
Selain Fabio Quartararo, masing-masing satu kemenangan telah diraih oleh Andrea Dovizioso (Ducati), Brad Binder (Red Bull KTM), dan Miguel Oliveira (KTM Tech3).
Hilangnya Marc Marquez untuk sementara waktu dari peredaran turut mengundang perhatian dari mantan bos Respol Honda, Livio Suppo untuk memberikan komentarnya.
Dalam sebuah kesempatan, Livio Suppo menilai bahwa absennya Marc Marquez membuat MotoGP 2020 menorehkan hasil balapan yang tidak lazim dan terbilang aneh.
"Secara objektif ini adalah kejuaraan yang tak bisa dipahami, ada beberapa hasil aneh," kata Livio Suppo, dilansir dari laman PaddockGP.
Keanehan Livio Suppo tersebut tidak lepas dari tim-tim seperti KTM dan satelitnya yang juga mampu membuat kejutan dengan sudah mengantongi masing-masing satu kemenangan.
"Tanpa Marquez ada beberapa kejutan yang mungkin tidak diperhatikan oleh siapa pun, ambilah KTM, menjelang musim 2020, tak terbayangkan mereka sudah begitu kuat," imbuhnya.
Selain mengomentari tim KTM, Livio Suppo juga merasa performa Fabio Quartararo kian melesat saja seperti roket, meski dalam tiga balapan terakhir mengalami kesulitan, begitu juga Andrea Dovizioso dengan Ducatinya.
"Quartararo memulai musim ini seperti roket, kemudian Yamaha-nya mulai kesulitan, bersama Yamaha pula, Maverick Viñales belum menemukan kontinuitas," kata Livio Suppo menjelaskan.
"Penampilan Dovizioso di Austria juga aneh, dia mendominasi dan memenangkan balapan pertama, kemudian pada seri berikutnya dia menghilang," ujar Suppo.